Jumat, 30 November 2012

Short Trip, Everlasting Memory


Aku Karen. Aku baru saja putus dengan pacarku. Aku begitu patah hati. Aku memutuskan berlibur ke Bandung kira-kira dua hari. Dan hari liburku dimulai dari hari ini.

Aku baru saja turun dari bus yang mengantarku Jakarta-Bandung. Aku mulai merasakan haus dan lapar yang mulai menggerogoti tenagaku. Aku butuh makan, sekarang juga.

Sudah menjadi kebiasanku, untuk mengecek uang yang ada sebelum pergi membeli sesuatu. Dan aku mendampati dompetku hilang dan uang yang tersisa di kantongku hanya sepuluh ribu. Aku benar-benar depresi kehilangan dompetku. Aku lapar. Rasa laparku tidak bisa memberikan toleransi.
Mataku mulai berair. Aku tidak bisa membayangkan tinggal di Bandung tiga hari tanpa dompet dan sanak keluarga. Sekarang uangku hanya tinggal sepuluh ribu, dan sepuluh ribu itu harus di hemat sampai hari Minggu nanti.

Aku akhirnya tidak jadi makan, dan malah meneruskan perjalananku. Mataku masih berair. Aku terus berjalan kaki, karena uangku tidak cukup untuk naik transportasi.

Setelah setengah jam penuh berjalan aku berhenti di sebuah taman sejenak untuk duduk. Semua bangku taman hampir penuh, tapi ada sebuah bangku yang baru terisi seorang anak kecil saja. Bagai melihat baju bermerek yang discount, aku segera berlari untuk mendapatkannya dan aku lah orang yang beruntuk mendapat bangku kosong itu. Horee.

Aku mendengar isak tangis. “Siapa yang nangis?”, lirihku. Aku melihat ke kananku, dan ternyata anak kecil yang duduk di sampingku sedang menangis.

Aku merapatkan diri ke arahnya. “Kenapa nangis dik?”

“Aku mau balon itu, tapi kak Gheo masih di kamar mandi..”

Aku tidak tega melihat adik kecil yang imut ini. Aku pun menggunakan uang terlakhir ku untuk membeli dua buah balon sekaligus yang gila, harganya mahal banget, lima ribu satu.

“Nah, untuk kamu dik...”, aku menyodorkan dua buah balon berwarna kuning dan merah. Aku menghapus air matanya dengan sapu tanganku. “Jangan nangis lagi ya..”. Anak kecil itu mengangguk lugu. Manisnya.
Aku pun langsung akrab dengan adik itu. Namanya Popy, nama yang lucu. Aku besenda gurau dengan Popy. Tertawa bersama.

Lalu, datanglah kakak Popy. Yang bernama Gheo.

“Hei, kamu siapa?”, tanyanya ketus. “Popy, kemari!”

“Kak, dia temen Popy..Dia yang nemenin Popy waktu kakak ke toilet.”

“Jangan-jangan dia penculik lagi!”

“PENCULIK? Apa maksud kamu sih? Seenaknya saja bilang orang penculik!!”, sambungku ketus. Menyebalkan sekali si Gheo ini. Aku  segera membuang wajahku.

“Kak, dengerin cerita Popy dulu!”, Popy menarik kemeja Gheo, tanda diminta untuk digendong.Gheo pun menggendong Popy. Popy bercerita langsung ke telinga Gheo.

“Maafin aku..”, Gheo menyodorkan tanganya. Aku menyambutnya masih dengan wajah kesal. Wajah Gheo juga menunjukkan wajah yang kesal.

Aku bisa melihat Popy menyikut kakaknya sehingga kakaknya berkata, “MM...sebagai permohonan maaf, biarkan aku dan popy ngantarin kamu.”

Sebenarnya aku butuh hal lain dari pada sebuah tumpangan kendaraan. Aku butuh tumpangan tempat tinggal. Eh..??!Aku memberanikan diriku mengutarakannya.

“Apa boleh aku minta bantuan kalian dalam hal lain?”, tanyaku hati-hati.
Popy kembali menyikut kakaknya.”Hmm, katakanlah.”

Aku langsung menuturkan cerita aku kehilangan dompet dan tidak mempunyai saudara di Bandung. Setelah itu aku langsung jujur jika aku memputuhkan tumpangan tempat tinggal. Menurutku sih Popy terlihat begitu antusias mendengarkannya. Aku berharap-harap cemas agar permintaanku di kabulkan oleh Popy dan kakaknya.

“Ayo kita tolong dia kak..”

“EH???”

“Kak Karen, ayo naik mobil kami!!”

Popy menarik tanganku dan juga tangan Gheo. Aku tersenyum bahagia. Thanks God. Dan sekarang masalahnya cuman satu, meluluhkan hati Gheo.
**
“Ini rumah Popy kak!”

Akhirnya aku sampai dirumah Popy dan Gheo. Gheo masih menunjukkan wajah ketus. Aku jadi meras sedikit tidak enak pada Gheo. “Gheo, makasih ya pertolongan elo,  dan jangn mikir yang buruk-buruk tentang gue. Gue disini bukan untuk menjadi penculik atau hal buruk  lainnya..”, jelasku. Gheo mengacangiku dan pergi membuka pintu rumah.

“Masuk.”, ucapnya. Popy begitu antusias, sehingga popy masuk terlebih dahulu.

Dan sekarang gilirian gue masuk. “elo! Awas elo macam-macam disini!, cepet masuk”,cegat Gheo sebelum aku masuk.

“Thanks!!”, ucapku. Akhirnya hatinya luluh. Dengan spontan aku memeluknya. “Gheo, kalau seandainya ada kesempatan kita berjumpa lagi, gue bakal ngabulin sebuah permintaan elo. Dan gue disini malam ini aja kok, besok mama gue jemput gue di Bandung..”

“I take your promise!”, ucapnya masih sedikit ketus. Ya, possitive thinking aja  Mungkin Gheo emang orang yang ketus. Hihi..
**
“Pop, apa kakakmu emang ketus gitu ya?”

“Gak..ada sejarahnya lho kak Karen..”

“Apaan?”, tanyaku antusias.

“Kakak bakal Popy kasih tahu kalo waktunya udah pas.”

“Yaelah..Hmm..kalau gitu makanan favorit kakak kamu apa?”

“Nasi goreng pake udang”

“Hmm, di kulkas kamu ada bahan-bahannyakan? Sebagai rasa terima kasih kakak mau masakin kakak kamu, boleh kan?”

“YA, tentu saja kak Karen cantik..”

Popy mengantarku ke dapur.  Kamu berdua pun mulai memasak dengan bahagia.
**
Kuakui wangi masakkanku mulai menyeruak ke sepenjuru rumah Popy. Nasi goreng udang ala chef Karen sudah jadi.

“Apaan tuh?”

Orang yang sudah ditunggu-tunggu pun muncul. Aku menyambutnya dengan senyuman yang manis. “Ini nasi goreng udang, ayo makan!”, ajakku dengan nada yang aku kontrol agar tidak ikut ketus dengan nada suaranya.

“Jadi elo yang masak? Ih..ntar elo masukin racun?!”,Gheo mengernyitkan dahinya dan membuat isyarat 
tangan yang menyatakan dirinya ogah untuk makan.

“Apaan sih Gheo, Cemana bisa elo hidup bahagia, elo aja gak bisa menerima kebaikkan orang!!”, nasihatku.

“Coba aja deh kak, pasti enak, dan nggak ada racunnya, kan Popy juga ikut masak!”, tambah Popy.

“Gheo, coba deh, nih Aaaa!”

Karena sangking kesal melihat Gheo, aku  langsung menyuapinya dengan sesendok penuh nasi goreng. “Cepetan makan!”. Mau tidak mau Gheo pun melahapnya. Wajahnya terlihat sedang menerka-nerka rasa masakanku.

“Enakkan!!”, celotehku. Gheo mengangguk kecil. “Eitss, dengan cara apa loe mampu menggaransi nasi goreng udang ini aman dikonsumsi?”

“Yaudah  kita makan bareng-bareng aja, jadi kalo ada racun kita bertiga bakal sakit sama-sama!”
Aku mengedipkan mata kananku. Aku pun mulai menuang nasi goreng ke atas piringku sendiri. “Ayo makan!!!”
**
Bandung saat jam dua belas siang ini masih saja tetap panas. Popy sekarang sedang tidur siang. Tanpa kusadari aku sudah berada di Bandung sekitar tiga jam lebih. Pikiranku melayang mengingat Henry, mantan pacarku yang bisa dibilang kurang ajar itu. Aku sudah tidak tahu kabar Henry lagi, apalagi saat ke Bandung aku memutuskan untuk mematikan blacberry-ku.

“Henry..”

Aku tenggelam dalam momen –momen hangat dengannya. Sebelum jauh tenggelam dalam momen-momen itu, pikiranku akhirnya dikacaukan oleh bunyi kran air.Aku mulai mengikuti sumber suara itu.

“Eh Gheo, lagi ngapain?”, tanyaku. Ternyata sumber suara itu berasal dari garasi mobil Gheo.

“Elo gak liat apa? Jelas-jelas kalo udah ada air sama sikat dan sabun berarti mau nyuci mobil, pake tanya lagi!!”

“Ih..sewot amat sih!! Mmm...Boleh gue bantu kan?”

“Mendingan elo tidur aja gih!”

“Elo  jadi orang ketus banget, dibantuin salah, udah deh sini selangnya!!”

Aku berjalan kearahnya dan mengambil selangnya. Aku tersenyum jahil menatapnya. “Mau gak mau , elo harus terima bantuan gue!!”

Kami pun menyuci mobil bersama-sama. Beberapa kali aku jahil menyipratkan air kewajahnya. Dia malah menatapku dengan wajah ketus, dan dilanjutkan dengan senyum tipis yang menunjukkan kebahagian dan kehangatan dari dirinya.

“Kalo dibantukan jadi cepet siap sih!!!”

“Iya, dan baju gue basah semua..”

“Maaf..hahaha....”

Kali ini aku merasakan jika sisi ketus Gheo hanya merupakan tameng untuk melindungi kehangatan dirinya. Dan aku juga baru menyadari kalau Gheo cukup manis walau tidak semanis Henry.
**
Popy masih tidur. Aku tidak mempunyai teman. Disaat begini kenanganku dengan Henry mulai menyelimuti diriku. Aku terperangkap lagi dan lagi.

“Karen, I promise you, I will always love you...”

“Are you sure?”

“Yes.. You’re the only one that I always love ..”

“I Love you so much Henry...”

Kata-kata itu terngiang-ngiang di otakku. Tanpa sadar aku mulai menitikkan air mata. Aku mungkin perempuan yang bodoh, kenapa menangis untuk pria jahat seperti Henry. Henry telah menghianatiku, begitu pula sahabatku.

“Karen...e..e..elo nangis?”

Suara Gheo mengagetkanku.Aku segera menghapus air mataku. “hmm..Gheo..udah siap mandinya...” Aku berusaha tersenyum menyembunyikan tangisanku. Ruang tamu Gheo terasa sangat hening. Hanya ada aku dan Gheo.

Gheo mengangguk kecil, lalu ia mengambil posisi duduk di samping kananku. Aku berusaha menahan isakan tangisku, tapi hal tersebut sulit sekali.

“Tujuan elo ke Bandung apa?”, tanya lagi.

“Jalan..jalan.”

“Bukan, elo bohong. Elo punya masalah apa sampe harus ke kabur ke Bandung segala? Apa pacar?”, tanyanya hati-hati. Aku mengiyakan dengan anggukan.

“Dasar Karen ! Elo ke Bandung buat have fun, jangan nangis.. Mmm, mendingan kita jalan-jalan aja!”, tawarnya. Tawarannya membuat aku tak percaya. Aku tersenyum lembut. “Gue gak mau nyusahin elo sama Popy, gue disin cuman numpang, duit gue udah abis Gheo..”

“Elo gak nyusahin kok, anggap aja tawaran gue sebagai upah nyuci mobil dan sarapan nasi goreng udang?”
Gheo mengangkat sebelah alisnya. Aku baru menyadari dia tampan, aku juga menyadari dia udah nggak terlalu ketus sebelumnya. Aku tersenyum tanpa sadar. “Hmm, alright!, gue bangunin Popy ya!”
**
“Trans studio?!”, pekikku. Aku tak menyangka Gheo bakal ngajak aku kesini. “Ghe..dua jam lagi trans studio juga udah tutup, ngapain ngajak gue kesini?”

“Have fun,”jawabnya enteng.

“Udah deh kak Karen cantik, kita langsung main aja!!”

Tangan kecil Popy mulai menarik-narik tanganku. “Stop crying ok?”, bisik Gheo saat berjalan mendahuluiku. Aku sadar wajahku pasti memerah. Buat Henry, dua jam kedepan elo gak bakal ada di otak gue. Aku tersenyum sangat-sangat bahagia.
**
“Seru kan kak Karen cantik?”, tanya Popy. Aku mengangguk setuju. Aku melirik kearah Gheo. Gheo makasih ya..

“Mm, setengah jam lagi trans studio bakal tutup,jadi mau kemana lagi?”, tanya Gheo.

“Hmm, ke toko sovenir aja kak!”

“Ok, Popyku!”
**
“Kak Popy mau beli ini semua!”, sahut Popy sambil menunjukkan keranjang belanjanya. Aku hanya bisa menahan nafsuku untuk membeli sesuatu. Akukan tidak punya uang.

Popy kembali asyik memilih-milih souvenir. Sekarang hanya tinggal aku dan gheo. Aku pun mengikuti jejak 
Popy, untuk melihat-lihat etalase toko. Matakupun menangkap sinyal barang unik dan lucu. Mataku berhenti di depan gantungan kunci bergambarkan penguin. Gantungan kunci pasangan ini lucu banget, batinku.

“Kak Karen, bantuin Popy milih dong!!”, panggil Popy.Aku segera mengurungkan niatku dan pergi meninggalkan gantungan kunci lucu itu. Mungkin butuh waktu beberapa bulan lagi buat aku bisa balik ke trans studio dan memilikinya.
**
Malam

“Gue capek..Eh, Karen pijatin dong kaki gue..”

Gheo menjulurkan kakinya ke arah aku yang sedang merebahkan diri di ruang nonton tv. Aku melihatnya ketus, tapi karena dia udah berjasa menyelamatkan hidupku aku pun meraih kakinya. “Yaudah duduk lah!!”, ucapku setengah jengkel.

“Yang benar ya  Karen!!”, ucapnya ketus.

Aku mengeluarkan seluruh kekuatanku untuk  memijit kakinya sehingga dia berteriak. “KARENN!!”. Aklu tertawa terbahak-bahak. Gheo menunjukkan wajah yang kesal.

“Elo gak cocok jadi tukang pijat.”

“Nah, sekarang elo udah tau kan? Jadi jangan suruh gue buat mijat lagi ya!!”. Aku menjulurkan lidah kearahnya.

“Dasar cewek aneh!!”
**
Sekarang sudah jam sepuluh. Popy sudah tidur dengan lelap. Tapi aku belum. Akupun menjelajahi rumah mereka seenakku saja.

“lala...lala..”, nyanyiku untuk menghibur diri.

“em..eh, ruang apaan ini? Piano?”

Aku membuka lebar pintu ruangan itu. Aku menyalakan lampunya. Piano cokelat besar berdiri kokoh di tengah ruangan itu. “Gheo, gue pinjem piano elo ya..”

Aku melakukan pemanasan tangan. Setelah merasa cukup aku mulai mengetes not-not piano. Masih 
bagus.Aku teringat secuplikan memoriku dengan Henri saat Henri mengajariku bermain piano, dengan lagu fur elise.

Aku mulai memainkan nada fur elise. Satu-demi satu not membawaku kemomen-momen bersama Henri. Tertawa bersama Henri, tersenyum bersama Henri. Semua kenangan itu mulai menyelilmutiku.
Aku menangis lagi dan lagi.

“Masih nangis?”

Suara Gheo membuatku berhenti memainkan piano. Sekarang, aku sibuk menutupi wajahku dengan tangan mungilku. Isakan tangisku semakin besar.

“Karen..”

Gheo mendekatiku dan memelukku. “Berbagilah kesedihan denganku.”

Aku menerima pelukkannya. Aku menangis dan membasahi kaosnya. “Mana Karen yang ceria? Mana Karen yang bahagia? Karen...Kamu jangan nangis lagi..”, lirihnya. Tangan Gheo mulai mengeleus rambut-rambutku.Aku bisa merasakan sisi kehangatan Gheo seutuhnya.

“Kenapa kamu gak bisa move on? Kenapa? Disini kan ada aku...”, ucapnya. Hal ini sontak membuatku kaget. “disini kan juga ada Popy..”, tambahnya.

“Gheo..ini gak semudah yang kamu bayangkan.”

“Ren, please back to normal. Aku mau lihat Karen yang ceria.”

“Gheo..”

“Ren, kalo kamu gak bisa move on, setidaknya kamu berbagi kesedihan sama aku.. cerita semua..”
Aku berusaha mengatur napasku. Aku mulai bercerita sedetail-detailnya.

“Henri udah menghianati kamu...kamu gak boleh sedih-sedih lagi.”

“Gimana caranya?”

“Hm..tiap kamu sedih, inget aja momen disaat kita bertiga bersama..”

“I will try..”

“Hmm, aku punya sesuatu buat kamu.”
Gheo menyodorkan aku sepasang gantungan kunci yang aku incar di trans studio. Aku begitu terkagum-kagum. “Gheo?”

“Bilang terima kasih ..”, ucapnya dengan gayanya, ketus.

“Gheo, makasih banyak..”

“Mending kamu tidur, besokkan mau ke Jakarta..Ntar kamu lelah lagi!”

Gheo mulai berjalan keluar. “Mm, ghea.”

“Ya?”

“Awas kalo kamu gak matikan lampu!!!”

Suara ketusnya menggema di seluruh ruangan.Aku tersenyum saja mendengarnya. Dasar Gheo.
**

“Apa kakak Karen cantik harus pergi hari ini juga?”

Aku menatap wajah polos Popy. Kalau dilihat-lihat Popy jauh berbeda dari Gheo. “Iya, kakak harus pulang hari ini juga..Ntar mama kakak jemput di BSM.”

“Yah...Popy kan masih mau main sama kakak..”
**
“Maaf ya Karen, gue gak bisa nunggui sampe mama loe jemput. Gue ada kuliahan hari ini.”

“Gak masalah kok. Mmm, Gheo thanks ya..”

Gheo melambaikan tangannya. “jangan nangis lagi ya? It hurts..” Gheo pergi.

It Hurts? Aku tidak bisa memahami maksud Gheo. Maksud perkataan Gheo apa kalau aku nangis menyakitkan diriku sendiri atau menyakitkannya? Dadaku berdegup kencang memikirkannya. Dua hal yang bisa aku ambil dari perjalanan ke Bandung ini. Pertama, aku gak bakal nangis karena henri, karena setiap nangis karena Henri, aku tinggal memutar ulang memori saat aku, Gheo dan Popy bersama. Kedua, aku gak bakal ngelupain Gheo dan Popy.
**
Sepulang dari Bandung aku sudah bisa mengontrol emosiku dengan Henry dan sahabatku. Aku sekarang malah rindu dengan tatapan ketus Gheo, dan wajah imut Popy.

I miss them.
**
Sudah sebulan aku tidak berjumpa Gheo dan Poppy. Degup jantungku menjadi tidak karuan saat  memikirkan Gheo. Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku.
I miss You, Gheo..
Sekarang, aku berada di Mangga dua square. Aku berjalan lemas mengelilingi mall.
“Karen!!”
Suara itu, suara yang sudah lama aku dengar. Aku benar-benar merindukannya. “Gheo!!”. Aku berlari menghampiri Gheo dan memelukknya. “Gheo, kamu tahu gak, aku benar-benar merindukanmu.”
“Aku juga Ren..”
“Popy mana?”
“With her mom.”
“mm, kita makan yuk? Kali ini aku yang traktir. Soalnya aku udah punya dompet baru!!”
“Hmm boleh..”
**
“Sudah bisa melupakan Henri?”

“Hmm ya..”

“Kenapa?”

“Kok malah tanya?, bukannya kamu yang nyuruh aku ngelupain..”, aku menatapnya ketus. “Dasar Gheo aneh.”

“Mana tau kamu punya alasan lain, ntah mungkin cowok baru?”

“Gimana bisa aku punya cowok baru, kalo pikiranku hanya tertuju ke Kamu..”, ucapku spontan. 
Uppss..Aku menutup mulutku.

“Karen, kamu masih punya janji sama aku.”

“Apaan?”, ucapku dengan wajah yang memerah.

“Kamu bakal ngabulin satu permintaanku.”

“Oh, yang itu.. Aku pasti bakal nepatin kok.”

“Permintaanku, ...Mau kah kamu jadi pacarku?”, Gheo melembutkan raut wajahnya. “Ya, aku tahu ini terdengar aneh,baru saja kita bertemu lagi dan aku malah menembakmu.”

“Gheo, ini bukan hal yang aneh. Of course Aku mau..”, ucapku sambil menutup wajahku yang merah padam. 

“Gheo, kamu tahu, kamu gak perlu menembakku dengan atas nama janjiku padamu, karena aku bakal setuju kalau kamu ngajak aku jadi pacar kamu dengan cara apapun.”

“Aku cuman jaga-jaga, mana tau, aku gagal..Hehe.. Aku takut kamu malah gak suka aku.”

“Gheo, really, I love you so much , sejak sebulan yang lalu.”

“I love you Karen.”

Aku menyadarinya. Orang yang selama ini membuatku melupakan henri memanglah Gheo. Aku selalu memikirkannya setiap hari. Senyumnya, keketus-annya, wajahnya, matanya, semua membuat hidupku tenang dan jantungku berdegup kencang. I love you Gheo.

Minggu, 18 November 2012

Resensi Novel Goodbye Happines

Judul                     : Goodbye Happiness
Penulis                  : Arini Putri
Editor                   :eNHa
Profreader            : Gita Romadhona
Penata letak          : Wahyu Suwarni
Desainer Sampul   : Jeffri Fernando
Sinopsis                : David Ng B'rain
                              (Favorit Redaksi, Lomba EDITOR SEHARI Hari Ulang Tahun GagasMedia 2012)
Penerbit                : Gagas Media
Harga                   : Rp.45.000,-
Cetakan               : Pertama, 2012
Tebal                   : vii + 312 hlm
Ukuran                 : 13 x 19 cm
ISBN                   : 979-780-593-X


Novel ini berkisahkan tentang dua orang yang hidup seperti dongeng PETERPAN. Krystal adalah seorang perempuan yang memiliki keahlian akting yang baik, Dalam novel ini, Krystal diibaratkan sebagai Tink dalam dongeng "Peterpan" oleh Skandar. Sementara skandar adalah seorang peterpan yang lihai dalam bidang photografer.

Pertemuan mereka dimulai sejak mereka duduk di bangku SMA. Semakin lama mereka menjalani hubungan yang akrab, hubungan seperti Tinkerbel dengan Peterpan. Tink yang selalu ada dengan peterpan. Semenjak terjadinya kebakaran di rumah Skandar. Skandar pun tinggal dengan Krystal. 

Krystal menyukai skandar. Namun mereka tidak ditakdirkan untuk bersama, kisah mereka hanya seperti Peterpan. Kisah mereka sama seperti berjalan di atas pecahan kaca, setiap langkah mereka sesungguhnya hanya akan menuai luka.

Setelah lulus SMA, mereka berdua kuliah di Korea. Mereka juga tinggal di apartemen yang berdekatan. Seperti halnya kisah Peterpan, tentu saja ada Wendy. Di Korea, Krystal mendapat kesempatan bekerja sama dengan NK entartainment. Krystal pun mendapat debut pertamanya menjadi model video klip Track Jo. Hari demi hari Krystal melai mendekati impiannya menjadi Aktris.

Tidak hanya Krystal yang mulai meraih mimipi, Skandar juga bekerja menjadi fotografer sebuah majalah. Disitulah, skandar menemukan wendy. Wendy dalam novel ini bernama, Vanessa Ahn, seorang model cantik. Tink yang sedar dulu menyukai Peterpan-nya, merasa cemburu. Lambat laun, peterpan yang ia kenal semakin menjauh darinya. Karena semakin lama Tink dan Peterpan grow up.  Apalagi ditambah kedekatan Tink dengan seorang aktor bernama Park Seung Ho.

Kedekatan Krystal(Tink) dan Park seuhho pun menimbulkan skandal dalam dunia perfilman Korea. Para fans Park Seungho meneror Tink. TInk sangat membutuhkan Skandar. Tapi dimana skandar? Yang ada hanya Park Seungho yang senantiasa menemaninya.

Bagaimana kisah kelanjutan dari novel Goodbye Happines? Bagaiman kisah Peterpen ini akan berakhir?

Tink, are you live happily?

I give 4 of 5 stars. :)

***
"Real life is cruel. Because, in this life, I might end up losing you, eventhough try so hard not letting you slip off my hand."(hlm 289)
"Lack of love will make you sad, too much love will lead you to pain." (hlm 281) 

Sabtu, 17 November 2012

Kumpulan Puisi dan Karmina 1


Kumpulan Puisi dan Karmina 1

Kecap hitam dari manggis 
Walau hitam tapi manis

Makan kerupuk sekeras baja
Sambil minum jus tomat
Adik jangan menangis saja
Ibu pulang bawa donat

Minum kelapa makan semangka 
Pusing kepala melihat matematika

Jalan-jalan ke pasar minggu
Cari tempat buat ibadah
Walau sudah lama menunggu
Hati adek tetap tabah

Kamis, 15 November 2012

Beragamnya Kebudayaan Indonesia:Tari Piring

Siapa yang tidak mengenal tari piring? Tentunya kita semua sudah mengenal tari piring. Tari piring merupakan tarian khas dari daerah Sumatera Barat, Minang Kabau.Disebut dengan tari piring karena para penari saat menari membawa piring.

Sejarah Tari Piring
Pada awalnya dulu kala tari piring diciptakan untuk memberi persembahan kepada para dewa ketika memasuki masa panen, tapi setelah datangnya agama islam di Minangkabau tari piring tidak lagi untuk persembahan para dewa tapi ditujukan bagi majlis-majlis keramaian yang dihadiri oleh para raja atau para pembesar negeri, tari piring juga dipakai dalam acara keramaian lain misalnya seperti pada acara pesta perkawinan. 

Mengenai waktu kemunculan pertama kali tari piring ini belum diketahui pasti, tapi dipercaya bahwa tari piring telah ada di kepulaian melayu sejak lebih dari 800 tahun yang lalu. Tari piring juga dipercaya telah ada di Sumatra barat dan berkembang hingga pada zaman Sri Wijaya. Setelah kemunculan Majapahit pada abad ke 16 yang menjatuhkan Sri Wijaya, telah mendorong tari piring berkembang ke negeri-negeri melayu yang lain bersamaan dengan pelarian orang-orang sri wijaya saat itu.
Keunikan Tari Piring
Tentunya Tari piring mempunyai keunikan sendiri yang membedakannya dari tarian lainnya. Keunikan dari tari piring itu sendiri, ialah:
  • Kesamaan gerakannya,
  • keahliannya memutar piring
  • Tari Piring Sumatera Barat biasanya dibawakan dalam 7 menit atau angka-angka ganjil lainnya
  • Jumlah penari biasanya juga berjumlah ganjil terdiri dari tiga sampai tujuh orang.
  • Pakaian yang digunakan penari haruslah pakaian yang cerah, dengan nuansa warna merah dan kuning khas Minangkabau.
  • \

Hal yang lebih menarik lagi dari tari piring ialah iringan musiknya. Iringan musik yang digunakan berasal dari alat musik tradisional sumatera barat talempong, dan saluang. Sungguh menarik, bukan?

Tari Piring begitu unik dan menarik. Tapi  seiring waktu berjalan, generasi muda sekarang mulai melupakan tari tradisional dan beralih ke tari modern. Hal ini begitu menyayangkan. Saya, berharap generasi muda segera sadar, dan mulai mengembangkan lagi tari tradisional serta melestarikannya. 

Sebagai generasi muda, kita patut bangga memiliki kebudayaan yang banyak, salah satunya tari piring ini. Jangan sampai tari piring justru hilang dari daerah asalnya!! 

Jumat, 02 November 2012

Artikel :Penampilan Raisa pada FOS 4 SMA Negeri 1 Medan





Medan, SMAN 1 Medan-Penonton sudah memadati lapangan sekolah SMA Negeri 1 medan sejak pukul lima sore untuk menunggu penyanyi ibu kota yang menyanyikan lagu could it be love, Raisa. Penampilan Raisa akan dimulai pukul enam sorenya. Penonton tidak hanya dari kalangan siswa-siswa SMA, tapi juga dari kalangan Sd, SMP, dan juga kuliah. Sebelum penampilan Raisa, sempat gerimis membasahi lapangan.. Tapi gerimis ini tidak membuat penonton dan para penggemar Raisa bubar,gerimis  justru menambah semangat mereka utuk menunggu Raisa.


Sorak-sorai penonton semakin riuh saat Raisa tiba dipanggung. Semua orang berdesak-desakkan guna melihat penyanyi favorit anak muda jaman sekarang ini. Raisa langsung saja membawakan sebuah lagunya.
Tidak hanya menyanyikan satu lagu, Raisa membawakan berbagai lagu lainnya yang sangat menghibur. Di tengah penampilannya Raisa, menyapa masyarakat medan dengan “HORAS”, penonton medan yang begitu berantusiasnya, juga turut membalas sapaan Raisa dengan “HORAS”. Horas memang menjadi ciri khas kota medan.

Penampilan Raisa diakhirinya dengan membawakan lagu yang berjudul could it be love. Seluruh penonton begitu bersemangat dan berantusias untuk mengikuti Raisa bernyayi. Penampilan Raisa berakhir sekitar pukul setengah tujuh malam waktu Indonesia bagian barat. (20/10)