Judul :
Unforgettable
Penulis :Winna
Efendi
Profreader :Gita
Ramadhona
Penata
Letak :Wahyu
Suwarni
Desain
Sampul :Dwi Annisa Anindhika
Penerbit :Gagas Media
Harga :Rp.43.000,-
Cetakan :Pertama,2012
Tebal :vii+176 halaman
Ukuran :13x19 cm
ISBN :979-780-541-7
Novel
ini berkisahkan tentang, dua orang yang tak tersebutkan namanya bertemu pada
sebuah kedai wine, Muse. Perempuan itu adalah seorang penulis novel-novel fiksi
yang selalu mengenang ayahnya, yang tinggal berdua dengan abangnya dan
mengelola rumah peninggalan ayahnya menjadi sebuah kedai wine. Perempuan itu
telah lama tidak jatuh cinta, selama ini ia selalu ingin menjadi tak kasat mata
bagi siapapun. Sampai akhirnya sekarang ia menjadi kasat mata bagi lelaki
tersebut.
Lelaki
itu adalah seorang eksekutif muda yang pada
awalnya hanya mampir ke Muse namun malah menjadi pelanggan tetap Muse dan menjadikan Muse menjadi tempat pelarian
untuk melepas penatnya sebelum kesibukannya dimulai lagi menjelang fajar tiba. Lelaki
ini adalah lelaki yang harus melupakan cita-cita masa kecilnya untuk menjadi
seorang yang dewasa. Lelaki ini tidak pernah berbagi rasa tentang perasaanya.
Lelaki yang lebih sering menggunakan logika dari pada perasaan. Lelaki yang
tidak tahu cara mendefinisikan cinta. Lelaki yang harus menuruti orangtuanya
untuk menjalin hubungan dengan gadis yang dijodohkan padanya. Sampai ia bertemu
dengan perempuan itu. Perempuan yang berbeda dari perempuan kebanyakan.
Perempuan tempatnya bercerita tentang segala rahasianya.
Pertemuan
pertama mereka diawali dengan pandangan mereka yang saling bertemu. Seakan
seperti memiliki chemsitry yang kuat
pria itu pun menghampiri perempuan tersebut untuk saling mengobrol bertanya
satu sama lain.
Tanpa
disadari hampir setiap malam mereka berdua saling mengobrol bertanya satu sama
lain, berbagi cerita masa lalu, masa kini, maupun masa depan sambil diselilingi
segelas wine. Tapi mereka tidak saling mengetahui nama satu sama lain. Bagi
mereka jika mereka sudah
saling mengenal sebelumnya, mungkin ada batasan-batasan yang membuat topik
menjadi tabu untuk dibahas.
Keduanya
bagai menemukan kepingan puzzle untuk melengkapi misteri masing-masing. Serupa
menemukan teman diskusi untuk membicarakan apa saja. Tanpa batas. Tanpa
keraguan. Tanpa takut akan ditertawakan atau terhinakan. Mereka menyatu dalam
keterasingan. Mereka berteman karena menemukan kenyamanan.
Sampai
akhirnya suatu hari lelaki itu tidak kunjung datang. Saat dia datang kembali ke
Muse, dia memberitahu kepada perempuan itu jikalau tunangnnya hamil.
Lalu apa yang hendak terjadi? Akankah laki-laki dan perempuan itu akan mengungkapkan rasa cinta mereka? Bagaimana dengan nama mereka? Akankah mereka saling mengetahui nama satu sama lain? Bagaimana hubungan mereka di kemudian hari?
Novel ini membuat penasaran para pembaca, hal ini menyebabkan kita akan terus membacanya sampai habis.
Lalu apa yang hendak terjadi? Akankah laki-laki dan perempuan itu akan mengungkapkan rasa cinta mereka? Bagaimana dengan nama mereka? Akankah mereka saling mengetahui nama satu sama lain? Bagaimana hubungan mereka di kemudian hari?
Novel ini membuat penasaran para pembaca, hal ini menyebabkan kita akan terus membacanya sampai habis.
Menurut
saya kisah novel ini seakan mengalir begitu saja. Novel ini tidak hanya sekedar
sebuah kisah cinta, novel ini jugacerita tentang melupakan, tentang menemukan,
tentang pencarian, tentang kesedihan, dan tentang kebahagiaan yang sederhana.
Bahasa-bahasa
yang digunakkan Winna menghanyutkan kita kedalam novelnya. Memang pada awalnya
kita tidak diberitahu nama dari tokoh utamanya, namun pada bagian akhir novel
nama tokoh utamanya pun diketahui. Novel ini juga mengajarkan kita tentang cinta yang menunggu.
Baiklah setelah selesai membaca novel ini saya memutuskan untuk memberikan nilai 4 bintang dari 5 bintang.
Salah satu quotes yang dapat diambil dari novel tersebut :
Cinta itu seperti segelas eiswein. Kesan pertama selalu manis-seperti sekeranjang aprikot segar berpadu dengan vanili dan gulali. Meskipun sudah diteguk habis, rasanya tersisa untuk waktu yang sangat lama baik pahit maupun manis. (Hlm 64 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar